Adalah
sebuah kebahagiaan tersendiri manakala orang tua sudah melihat atau
menjumpai anaknya yang masih bayi sudah mulai pandai
berjalan. Namun, di sisi lain, bahaya rentan dialami oleh si balita
seperti terjatuh, terpeleset, terbentur, terantuk, cedera, dan
sebagainya. Yang semua itu merupakan peristiwa yang sebetulnya dapat
diantisipasi.
Ketika anak sudah
mulai aktif dan banyak tingkahnya seperti itu, tak dapat dipungkiri
bahwa tak sedikit orang tua yang cenderung terlalu takut dalam menjaga
anak, sehingga anak sangat/terlalu dilindungi. Maka, tak heran jika
kemudian sering muncul kata-kata atau tindakan penuh larangan.
Padahal,
ketika orang tua terlalu melindungi anak dengan banyak melarang anak
melakukan berbagai hal, itu dapat memberikan dampak buruk bagi
psikologis si anak.
Anak yang terlampau dilindungi, dijaga, atau diproteksi sedemikian
rupa rasa percaya dirinya tidak akan tumbuh secara maksimal. Anak jadi
serba takut melakukan ini dan itu, takut melakukan hal-hal baru.
Padahal, anak perlu mengeksplorasi lingkungannya, mencoba hal-hal baru,
kegiatan baru, atau suasana yang baru tanpa merasa diri terkungkung atau
terlalu diawasi.
Oleh karena itu, agar hal ini tidak terjadi, sebaiknya orang tua
membiarkan anak memperkaya pengalamannya terjatuh, misalnya, sambil
terus memonitor gerak-geriknya. Biar anak lebih leluasa mengenal
lingkungannya dengan akrab.
Selama eksplorasi anak terhadap lingkungannya tidak sampai mengancam
jiwanya atau membahayakan dirinya, orang tua dan pengasuh tidak perlu
terlalu mengintervensi. Untuk itu, anak harus dijauhkan dari segala yang
bisa mengancam keselamatannya atau berpotensi membahayakan dirinya.
Daripada membatasi gerak-gerik anak, melarang ini dan itu, tugas
orang tua sebetulnya lebih kepada bagaimana membuat lingkungan anak
bermain atau mengeksplorasi diri dan lingkungan sehingga tidak
membahayakan atau mengancam keselamatan jiwa dan raga anak.
Melindungi Anak tanpa Harus Melarang
Karena setiap bayi belum mampu mengantisipasi kondisi berbahaya,
belum bisa mengidentifikasi hal-hal atau kondisi yang membahayakan diri
dan jiwanya, belum mengerti bentuk dan wujud kondisi yang tidak sehat,
maka bayi berhak mendapat pengamanan dari orang tua atau pengasuhnya.
Dan, orang tua atau pengasuh wajib melindungi bayi dari hal-hal seperti
itu.
Namun, sayangnya, masih banyak orang tua yang mengabaikan hal ini.
Sehingga, tidak jarang bayi terancam dan menjadi korban kelalaian orang
tua atau pengasuhnya. Sehingga, peristiwa-peristiwa seperti bayi
tersengat arus listrik, terbakar setrikaan, terminum obat nyamuk,
tertelan kacang, dan kejadian keseharian masih sering terdengar.
Nah, daripada orang tua melarang anak mengeksplorasi diri dan
lingkungannya, meningkatkan kemampuannya, dan bebas berekspresi sehingga
nantinya anak tumbuh secara positif, alangkah baiknya jika orang tua:
- Membiarkan anak melakukan aktivitas bermainnya.
- Mengawasi aktivitas anak tanpa ikut campur. Artinya, tugas orang tua adalah mengawasi anak-anaknya dari aktivitas yang membahayakan atau menjauhkan anak dari hal-hal yang membuatnya terancam.
- Memberikan fasilitas yang dibutuhkan anak. Misalnya, menyediakan ruangan khusus untuk bermain dan menyimpan maiannya. Dengan menyediakan ruangan khusus seperti ini, orang tua lebih mudah mengawasi dan mengontrolnya. Sementara, anak tetap punya kesempatan untuk bermain.
- Hindari sikap protektif yang berlebihan terhadap anak. Sebab, tindakan ini berdampak sangat buruk terhadap perkembangan psikologinya. Jika pun ada tindakan atau aktivitas anak yang benar-benar berbahaya, daripada melarangnya, baik dengan kata-kata atau tindakan, lebih baik orang tua berusaha untuk mengalihkannya.
Okay, semoga artikel tentang dampak negatif dari larangan orang tua
terhadap anak-anaknya ini bermanfaat. Mengingat perkembangan dan
pertumbuhan yang positif dari anak itu sangat penting, maka orang tua
hendaknya berhati-hati dalam mendidiknya.
Sekalipun begitu, hendaknya
kata-kata larangan atau tindakan yang menunjukkan larangan tetap
dijauhi. Harapannya, agar anak tumbuh sebagaimana seharusnya, berani
melakukan eksplorasi diri dan lingkungan, tidak takut melakukan hal-hal
baru, dan segala bentuk tindakan dan karakter negatif lainnya.
Sumber : http://tretan.net/inilah-akibatnya-bila-orang-tua-sering-melarang-anak.html

kata larangan memang berdampak buruk bagi perkembangan anak. Akibat fatalnya anak menjadi penakut.