Melindungi Tak Harus Melarang

Jumat, 07 Juni 2013

Adalah sebuah kebahagiaan tersendiri manakala orang tua sudah melihat atau menjumpai anaknya yang masih bayi sudah mulai pandai berjalan. Namun, di sisi lain, bahaya rentan dialami oleh si balita seperti terjatuh, terpeleset, terbentur, terantuk, cedera, dan sebagainya. Yang semua itu merupakan peristiwa yang sebetulnya dapat diantisipasi.

Ketika anak sudah mulai aktif dan banyak tingkahnya seperti itu, tak dapat dipungkiri bahwa tak sedikit orang tua yang cenderung terlalu takut dalam menjaga anak, sehingga anak sangat/terlalu dilindungi. Maka, tak heran jika kemudian sering muncul kata-kata atau tindakan penuh larangan. 

Padahal, ketika orang tua terlalu melindungi anak dengan banyak melarang anak melakukan berbagai hal, itu dapat memberikan dampak buruk bagi psikologis si anak.

Anak yang terlampau dilindungi, dijaga, atau diproteksi sedemikian rupa rasa percaya dirinya tidak akan tumbuh secara maksimal. Anak jadi serba takut melakukan ini dan itu, takut melakukan hal-hal baru. Padahal, anak perlu mengeksplorasi lingkungannya, mencoba hal-hal baru, kegiatan baru, atau suasana yang baru tanpa merasa diri terkungkung atau terlalu diawasi.

Oleh karena itu, agar hal ini tidak terjadi, sebaiknya orang tua membiarkan anak memperkaya pengalamannya terjatuh, misalnya, sambil terus memonitor gerak-geriknya. Biar anak lebih leluasa mengenal lingkungannya dengan akrab.

Selama eksplorasi anak terhadap lingkungannya tidak sampai mengancam jiwanya atau membahayakan dirinya, orang tua dan pengasuh tidak perlu terlalu mengintervensi. Untuk itu, anak harus dijauhkan dari segala yang bisa mengancam keselamatannya atau berpotensi membahayakan dirinya.

Daripada membatasi gerak-gerik anak, melarang ini dan itu, tugas orang tua sebetulnya lebih kepada bagaimana membuat lingkungan anak bermain atau mengeksplorasi diri dan lingkungan sehingga tidak membahayakan atau mengancam keselamatan jiwa dan raga anak.

Melindungi Anak tanpa Harus Melarang

Karena setiap bayi belum mampu mengantisipasi kondisi berbahaya, belum bisa mengidentifikasi hal-hal atau kondisi yang membahayakan diri dan jiwanya, belum mengerti bentuk dan wujud kondisi yang tidak sehat, maka bayi berhak mendapat pengamanan dari orang tua atau pengasuhnya. Dan, orang tua atau pengasuh wajib melindungi bayi dari hal-hal seperti itu.

Namun, sayangnya, masih banyak orang tua yang mengabaikan hal ini. Sehingga, tidak jarang bayi terancam dan menjadi korban kelalaian orang tua atau pengasuhnya. Sehingga, peristiwa-peristiwa seperti bayi tersengat arus listrik, terbakar setrikaan, terminum obat nyamuk, tertelan kacang, dan kejadian keseharian masih sering terdengar.

Nah, daripada orang tua melarang anak mengeksplorasi diri dan lingkungannya, meningkatkan kemampuannya, dan bebas berekspresi sehingga nantinya anak tumbuh secara positif, alangkah baiknya jika orang tua:
  1. Membiarkan anak melakukan aktivitas bermainnya.
  2. Mengawasi aktivitas anak tanpa ikut campur. Artinya, tugas orang tua adalah mengawasi anak-anaknya dari aktivitas yang membahayakan atau menjauhkan anak dari hal-hal yang membuatnya terancam.
  3. Memberikan fasilitas yang dibutuhkan anak. Misalnya, menyediakan ruangan khusus untuk bermain dan menyimpan maiannya. Dengan menyediakan ruangan khusus seperti ini, orang tua lebih mudah mengawasi dan mengontrolnya. Sementara, anak tetap punya kesempatan untuk bermain.
  4. Hindari sikap protektif yang berlebihan terhadap anak. Sebab, tindakan ini berdampak sangat buruk terhadap perkembangan psikologinya. Jika pun ada tindakan atau aktivitas anak yang benar-benar berbahaya, daripada melarangnya, baik dengan kata-kata atau tindakan, lebih baik orang tua berusaha untuk mengalihkannya.
Okay, semoga artikel tentang dampak negatif dari larangan orang tua terhadap anak-anaknya ini bermanfaat. Mengingat perkembangan dan pertumbuhan yang positif dari anak itu sangat penting, maka orang tua hendaknya berhati-hati dalam mendidiknya. 

Sekalipun begitu, hendaknya kata-kata larangan atau tindakan yang menunjukkan larangan tetap dijauhi. Harapannya, agar anak tumbuh sebagaimana seharusnya, berani melakukan eksplorasi diri dan lingkungan, tidak takut melakukan hal-hal baru, dan segala bentuk tindakan dan karakter negatif lainnya.





 Sumber : http://tretan.net/inilah-akibatnya-bila-orang-tua-sering-melarang-anak.html

1 komentar:

  1. Anonim mengatakan...:

    kata larangan memang berdampak buruk bagi perkembangan anak. Akibat fatalnya anak menjadi penakut.

Posting Komentar

 
Paud Punya Cerita © 2011 | Designed by Interline Cruises, in collaboration with Interline Discounts, Travel Tips and Movie Tickets